biru-dihatiku-ekonomi

JAKARTA - Laju rupiah semakin mempesona, setelah beberapa hari belakangan ini selalu naik signifikan. Rupiah pun kembali diprediksikan akan melanjutkan penguatannya.

"Saya duga rupiah masih berpeluang terus menguat," kata Kepala Ekonom BNI Tony Prasetiantono, saat dihubungi okezone, di Jakarta, Kamis (8/10/2009).

Menurutnya, asing memiliki sentimen positif terhadap ekonomi Indonesia, terutama dalam hal stabilitas politik. "Ini tercermin dari laporan khusus majalah The Economist edisi pertengahan September yang lalu," jelasnya.

Dengan demikian, dia menegaskan rupiah saat ini mulai memasuki level psikologis baru, yakni Rp9.000 per USD. "Besok saya duga masih bisa menguat hingga Rp 9.410-9.440," jelasnya.

Sebelumnya, rupiah pada perdagangan Rabu (7/10/2009) diperdagangkan di kisaran Rp9.500- 9.470 per USD, atau menguat tajam dari perdagangan sebelumnya di level Rp9.554-9.524 per USD. Rupiah tetap terus menguat tajam, walau diincar profit taking.

Penguatan ini terjadi akibat faktor internal dan eksternal. Faktor internal, yakni stabilnya makroekonomi yang ditunjukkan dengan terkendalinya laju inflasi September dan BI rate yang dipertahankan di posisi 6,5 persen. Level tersebut dinilai angka yang pas dan sesuai ekspektasi pasar.

Sementara dari sisi eksternal, dolar Amerika melemah terhadap basket currencies, akibat kenaikan suku bunga Australia oleh RBA sebesar 25 bps menjadi 3,25 persen.