JAKARTA - Pergerakan liar rupiah semakin tidak bisa dikendalikan saja seiring belum adanya respons positif pasar melihat kondisi ekonomi global yang belum membaik.
Tidak hanya itu, ketidakpastian rupiah juga disebabkan suplai dan demand terhadap dolar yang tidak stabil. Pasalnya, para pelaku pasar lebih memilih pegang dolar Amerikan ketimbang rupiah.
Pengamat pasar uang Currency Management Group Fahrial Anwar mengatakan, ketidakpastian penguatan rupiah masih besar, selain akibat suplai dan demand.
Tak ayal, dirinya melihat kondisi rupiah beberapa pekan ini perlu diwaspadai. "Pergerakan rupiah masih perlu diawasi, mengingat potensi pergerakan lebih lebar masih sangat besar," katanya.
Meskipun pemerintah Indonesia telah melakukan kerja sama dalam bentuk bilateral swap agreement (BSA) dengan Jepang, yang akan memberikan bantuan bagi Indonesia guna mengamankan cadangan devisa, hanya berdampak sebagai memberi kepercayaan terhadap nilai tukar rupiah. Itu dilakukan agar tidak terjadi guncangan terhadap nilai tukar rupiah semakin dalam.
Dirinya memperkirakan pada pagi ini, rupiah masih mengalami tekanan jual. Karena selama ini, kebijakan BI dalam pengaturan pengadaan dolar Amerika maka belum efektif menahan rupiah terus terjun bebas.
Kendatipun pada penutupan pasar, kemarin rupiah mampu ditahan di level Rp11.987 per USD. "Rupiah masih melemah dengan trading rate batas bawah Rp11.800 per USD hingga batas atas Rp12.200 per USD," tuturnya.
Dia menyebutkan, cadangan devisa Indonesia saat ini hanya mampu menutupi untuk empat hingga lima bulan impor.
"Untuk transaksi rata-rata harian minggu ini rupiah cenderung ke atas, karena semua negara mengeluarkan surat utang, untuk menghindari defisit dan melakukan bailout," tuturnya.
Sebelumnya, rupiah bergerak anomali dengan indeks harga saham gabungan (IHSG). Jika indeks saham lemas, namun pada penutupan perdagangan Selasa (24/2/2009) ini setidaknya menguat, walau tipis.
Pada penutupan perdagangan sore ini pukul 16.00 WIB, rupiah ditutup di kisaran Rp11.987-11.930 WIB. Rupiah sedikit menguat dibandingkan dengan perdagangan sebelumnya di kisaran Rp11.930-12.100 per USD dan ditutup di level Rp11.930 per USD.
Rabu, 25 Februari 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar