JAKARTA - Kondisi rupiah semakin hari semakin kritis seiring tekanan yang besar terhadap dolar Amerika. Tak heran saat ini trennya orang lebih memilih memegang dolar dari pada rupiah, sehingga kebutuhan dolar semakin besar dibandingkan pasokan yang ada.
Pengamat pasar uang Currency Management Group Fahrial Anwar mengatakan, tekanan rupiah terhadap dolar juga dialami oleh mata uang Asia dan global. "Kebutuhan dolar sangat besar dan pasokan sepi, sehingga transaksi kecil pun rupiah akan bergerak lebar nilai tukarnya," katanya, Jumat (6/2/2009).
Menurutnya, tekanan yang besar membuat rupiah saat ini sulit diprediksi dan mustahil dalam waktu dekat rupiah bisa kembali pada harga yang stabil.
Berdasarkan analisa tersebut, dia memprediksikan pada pembukaan pasar di akhir pekan, rupiah akan bergerak di bawah tekanan dolar dengan kisaran di Rp11.500 per USD hingga Rp11.800 per USD.
Sebelumnya, rupiah masih terseret ke zona pelemahan di tengah ketatnya likuiditas pasar global saat ini. Bank Indonesia (BI) dan pemerintah melihat titik keseimbangan baru rupiah di level Rp11.000 per USD.
Jumat, 06 Februari 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar