JAKARTA - Memasuki akhir Januari, pergerakan rupiah terhadap dolar Amerika semakin akan liar. Pasalnya, beberapa hari terakhir rupiah cenderung melemah akibat tingginya permintaan dolar dan juga aksi penerbitan surat utang oleh negara Amerika.
"Menutup bulan ini rupiah cenderung tertekan dan trend-nya sudah berada di atas Rp 11.000 per USD," kata pengamat pasar uang Currency Management Group Farial Anwar.
Tingginya permintaan dolar beberapa hari terakhir dan juga melemahnya nilai mata uang global terhadap dolar menjadi faktor rupiah terus tertekan. Bahkan, saat ini intervensi Bank Indonesia (BI) dinilai sudah tidak bisa mengendalikan rupiah. Maka tak ayal, aksi spekulan mulai kembali beredar.
Fahrial bilang, tingginya kebutuhan dolar menjelang penutupan akhir bulan disebabkan banyaknya perusahaan yang membayar utang dan rendahnya transaksi yang ada serta suplai dolar yang terbatas.
Melihat kondisi rupiah yang terus tertekan dan lebarnya pergerakan (swing), dia memprediksikan rupiah akan berada di kisaran Rp11.175 per USD hingga Rp 11.350 per USD.
Sebelumnya, nilai tukar rupiah di pasar spot antarbank Jakarta pada perdagangan Selasa 27 Januari 2009 harus puas di level Rp11.285-11.335 per USD.
Rabu, 28 Januari 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar