JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) membuat tujuh agenda ekonomi yang dititahkannya untuk diutamakan pada tahun mendatang.
Hal tersebut disampaikannya dalam jumpa pers yang dilakukannya saat melakukan kunjungan ke Departemen Keuangan, Rabu (31/12/2008) sore.
Adapun tujuh program prioritas tersebut di antaranya adalah. Pertama, mengatasi kemungkinan pengangguran baru. Kedua, mengelola inflasi pada batas tertentu.
"Bulan ini saya mendapat kabar akan deflasi, mudah-mudahan inflasi tahun depan berada pada level yang baik dan dalam jangkauan daya beli masyarakat," ucapnya.
Ketiga, menjaga sekuat tenaga pergerakan sektor riil, termasuk di dalamnya pemberian insentif fiskal yang pada saatnya nanti akan segera diumumkan. Menurut Presiden, hal tersebut guna menyelamatkan sektor riil yang pada gilirannya akan menyelamatkan nasib para pekerja.
"Perlunya memertahankan daya beli masyarakat, seperti yang sudah diketahui sebelumnya, PNS akan mengalami kenaikan gaji termasuk pemberian gaji ke-13, Sedangkan yang tidak menerima kenaikan gaji, akan ada bantuan langsung ke masyarakat untuk meningkatkan daya beli," ucapnya.
Keempat, memberikan perlindungan kepada warga miskin. Kelima menjaga kecukupan pangan dan energi. Keenam, memantau terus pergerakan harga minyak dunia agar pemerintah bisa dengan mudah melakukan exercise.
"Sehingga pada saatnya nati kita akan bisa menyesuaikannya," ujarnya.
Di atas itu semua, titah SBY ketujuh, adalah menjaga pertumbuhan ekonomi pada level yang pantas diterima Indonesia ditengah krisis global ini. Dan menurutnya, minimal pertumbuhan ekonomi yang pantas untuk Indonesia adalah 4,5 persen.
"Insya allah pertumbuhan ekonomi tahun ini tumbuh baik sekitar 6 persen. Ini tergolong baik dimasa krisis, dimana semua negara melakukan koreksi kebawah. Tahun depan akan ada perlambatan, kita berharap bisa memelihara angka yang pantas. kalau konservatif di atas 4,5 persen adalah angka realistik," pungkasnya.
Kamis, 01 Januari 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar