NEW YORK - Kecemasan investor terhadap memburuknya perekonomian AS menyusul aksi ketegangan yang baru terjadi di Timur Tengah, nampaknya akan berimbas negatif terhadap penutupan perdagangan di bursa terbesar dunia, Wall Street.
Seperti dilansir dalam Associated Press, Selasa (30/12/2008), kondisi pasar di bursa Wall Street semakin cemas terhadap kondisi ekonomi yang makin memburuk. Terbukti, tiga hari selepas serangan Israel ke Jalur Gaza yang menewaskan lebih dari 300 orang, berdampak negatif terhadap Wall Street.
Serangan tersebut juga membawa harga minyak makin menguat di atas USD40 per barel. Tentunya, di tengah lesunya ekonomi global saat ini, harga minyak akan semakin tidak menentu, bahkan dimungkinkan akan terus naik dan akhirnya turun.
Selain itu, pasar juga bereaksi negatif atas kegagalan pembentukan perusahaan patungan antara Dow Chemical Co dengan perusahaan asal Kuwait.
Batalnya kerja sama dengan Dow Chemical Co, asal Kuwait yang nilainya mencapai USD17 miliar dikhawatirkan bisa mengganggu kinerja Dow Chemical di tahun-tahun mendatang, termasuk rencana untuk mengakuisisi Rohm & Haas. Batalnya kerjasama tersebut, dikhawatirkan juga bisa mengganggu kinerja industri kimia yang kini sedang berjuang menghadapi pelemahan ekonomi dunia.
Sehingga, saham Dow Chemical melorot ke level terendah sejak tahun 1991. Saham Dow Chemical Chemical anjlok hingga 19 persen ke level USD15,32, serta saham Rohm & Haas juga melorot 16,1 persen.
Dalam dua hari terakhir perdagangan tahun ini, para investor akan semakin ragu untuk melakukan transaksi, karena mereka akan lebih memilih aman hingga dimulainya perdagangan di awal tahun.
Kondisi tersebut, membawa indeks Dow Jones melorot tipis 31,62 poin atau turun 0,37 persen ke level 8.483. Sedangkan Standard & Poors 500 juga melorot tipis 3,38 poin atau turun 0,39 persen ke level 869,42, dan Nastaq turun 19,92 poin atau melorot 1,30 persen ke posisi 1.510,32.
Selasa, 30 Desember 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar