JAKARTA - Selepas libur panjang perayaan Idul Adha, sepertinya rupiah masih belum bergerak pada kisaran Rp11.000-12.000 per USD. Kendati demikian, tekanan terhadap rupiah berangsur-angsur mulai mereda. Sebuah perubahan yang lebih baik, dibandingkan sebelumnya rupiah bisa berpotensi ke level Rp13.000 per USD.

Melihat kondisi tersebut, rupiah tidak bisa dibilang menguat atau melemah. Pasalnya pergerakan rupiah dinilai kurang wajar dan masih terus terjadi kenaikan dan penurunan yang tajam. "Ibarat orang sakit rupiah sedang bengek," kata pengamat keuangan dari Currency Management Grop Farial Anwar.

Menurutnya, regulasi Bank Indonesia (BI) dengan pembatasan pembelian dolar tanpa underlying, dirasakan memberikan bantuan bagi rupiah untuk mengurangi tekanan yang tidak terkendali terhadap dolar.

Setidaknya dengan pertimbangan tersebut, dia meramalkan pada pembukaan perdagangan pagi ini, trading rate rupiah masih berkisar antara Rp11.700-12.300 per USD. Dengan alasan tersebut, para spekulan tidak akan memperoleh keuntungan untuk membeli dolar dibandingkan sebelumnya.

Meskipun demikian, suplai dan demain yang tidak seimbang untuk pembelian dolar masih menjadi faktor dominan terjadinya pelemahan rupiah. Sedangkan fasilitas swap yang sudah direstui pemerintah, Fahrial bilang, tidak akan mempengaruhi banyak terjadinya penguatan terhadap rupiah. "Fasilitas swap tidak akan merubah banyak pergerakan rupiah dan tidak akan digunakan," ungkapnya.

Sebelumnya, diakhir pekan rupiah ditutup menguat signifikan lebih dari 200 poin. Data menunjukkan rupiah menginjak posisi Rp11.650 per USD. Sehari sebelumnya rupiah berada di level Rp11.845 per USD. Sementara pada penutupan transaksi di Bank Indonesia, rupiah berhenti di level Rp11.900 per USD, menguat 125 poin dari penutupan sehari sebelumnya di posisi Rp12.075 per USD.

Setidaknya, penguatan rupiah terjadi akibat aksi profit taking di kalangan pelaku pasar. Sementara permintaan dolar masih relatif normal.

Kendatipun demikian, pelaku pasar diingatkan. Penguatan rupiah dalam satu dua hari tidak bisa dijadikan patokan rupiah sudah berada di posisi aman. Pasalnya, faktor global masih menentukan.

0 komentar:

Caution : Wajib diklik

Followers

Caution : Wajib diklik