WASHINGTON - Harga minyak dunia diprediksi akan terus menurun hingga tahun depan, bahkan mungkin akan mencapai angka USD25 per barel. Si emas hitam baru akan mengalami kenaikan harga pada pertengahan tahun 2009 mendatang.
Hal tersebut diungkapkan Merrill Lynch dalam keterangan tertulisnya, seperti dilansir CNBC, Minggu (5/12/2008).
Harga minyak mungkin akan mencapai USD25 per barel jika global resesi berdampak juga ke China dan negara non-OPEC melakukan pemotongan produksi secara signifikan, kata bank tersebut.
Dengan permintaan yang terus menurun di semua negara sat ini, maka harga minyak mentah akan terus terjerembab. Dalam jangka pendek ini, pasar pun akan terfokus tidak hanya kepada OPEC, tapi juga negara non-OPEC sebagai penyeimbang pasar yang ada. Untuk itu, menurutnya harga minyak masih akan mengalami penurunan hingga awal kuartal II 2009.
"Berdasarkan penelitian kami, harga minyak tersebut akan terus turun hingga akhir kuartal I atau paling tidak awal kuartal II tahun depan yakni sejalan dengan adanya penurunan demand," kata dia.
"Selanjutnya, aktivitas ekonomi akan kembali berjalan menuju penguatan, dan kami melihat ahrga minyak akan merambat naik harganya pada pertengahan tahun depan."
Dalam jangka pendek, pertumbuhan permintaan minyak secara global akan mempengaruhi bank untuk melakukan pemotongan kredit untuk konsumennya dan perusahaan. Untuk itu, bank tersebut mengharapkan terjadinya kontraksi kenaikan permintaan minyak pada 2009.
Senin, 08 Desember 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar