Senin, 08 Desember 2008

ANTM Kaji Instrumen Lindung Nilai Valas


JAKARTA - PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) menggunakan pendekatan konservatif di dalam mengkaji instrumen lindung nilai valas yang dapat meminimalisir eksposur perusahaan terhadap risiko valas.

Hal tersebut terkait dengan berita di media massa mengenai transaksi lindung nilai valuta asing ANTM.

"Kebijakan treasury kami memastikan fluktuasi dan likuiditas pasar telah dikelola dengan baik dan berhati-hati. Krisis ekonomi global saat ini telah menyebabkan pasar komoditas dan mata uang berfluktuasi tajam, dan tujuan kami adalah untuk meminimalisir setiap dampak negatif pada arus kas serta rencana pertumbuhan kami," ujar Direktur Keuangan ANTM Djaja Tambunan, dalam keterbukaan informasi BEI, Jakarta, Minggu (7/12/2008).

Dia menambahkan, tujuan utama manajemen ANTM untuk menciptakan nilai bagi pemegang saham dengan berfokus pada kompetensi utama sebagai perusahaan pertambangan terintegrasi terbesar di Indonesia.

ANTM memperkirakan volatilitas ekonomi global akan berlanjut di tahun 2009. Antam telah mengambil setiap langkah yang diperlukan untuk memastikan bisnis perusahaan tetap berjalan baik dan berkelanjutan di tengah fluktuasi tingkat suku bunga dan mata uang.

Selain itu, perseroan juga membantah melakukan lindung nilai valas yang bersifat spekulatif, dan tetap mematuhi kebijakan perusahaan dalam batasan lindung nilai sebesar maksimum 30 persen dari modal kerja bulanan.

"Seluruh kontrak lindung nilai Antam jatuh tempo di bulan Desember 2008. Antam akan tetap memiliki posisi kas yang kuat pada akhir tahun 2008 sehingga rencana capital expenditure tahun 2009 tidak akan terganggu," ungkap Djaja.

Saat ini, ANTM juga terus mengkaji berbagai kesempatan yang muncul dalam pengembangan sumber daya komoditas emas, bauksit, dan batu bara, serta secara bersamaan meminimalisir pengeluaran biaya dan meningkatkan efisiensi.

"Salah satu inisiatif utama Antam adalah menyelesaikan proyek PLTU yang akan secara signifikan menurunkan biaya pengolahan feronikel," tutupnya.

0 komentar:

Caution : Wajib diklik

Followers

Caution : Wajib diklik