Senin, 22 Desember 2008

IHSG Akan Melambat Jelang Libur Panjang


JAKARTA - Berbagai libur keagamaan akan mewarnai pengujung 2008 ini. Mulai dari Natal, Tahun Baru Muharram dan Tahun Baru Masehi. Ketiga hari besar itu, berjajar mulai akhir pekan ini. Natal jatuh pada Kamis 25 Desember, 1 Muharram jatuh pada Senin 29 Desember, dan Tahun Baru Masehi jatuh pada 31-1 Januari. Kondisi ini membuat pelaku pasar tidak akan banyak melakukan transaksi. Bahkan cenderung sepi sentimen.

Di akhir pekan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) ditutup melemah di level 1.348,28 atau turun 3,48 poin (0,25 persen).

Terkoreksinya indeks dinilai para analis pasar modal karena belum adanya lagi kabar baik dari dalam negeri yang bisa mendorong aksi beli kembali saham. Pasalnya potensi pelemah sangat terbuka memasuki libur panjang akhir tahun dan akhirnya para investor lebih bersikap konservatif dan berhati-hati.

Hal senada juga disampaikan pengamat pasar modal PT Bali Sekuritas Ketut Tri Bayuna, pergerakan indeks masih mengikuti kondisi pasar regional dan global.

"Sentimen negatif dari luar lebih mempengaruhi pergerakan indeks yang terus terkoreski," katanya di Jakarta, Senin (21/12/2008).

Menurutnya, saat ini belum ada kabar baik dari luar atau dalam negeri yang bisa memberikan sentiment positif pergerakan indeks menguat. Kendatipun demikian, dia menilai IHSG masih dalam kondisi stabil meskipun kabar Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) massal akan mewarnai di awal tahun depan.

Sementara untuk penurunan suku bunga Federal Reserve (Fed) belum dirasakan memberikan sentimen positif yang baik bagi pasar. Pasalnya, penurunan suku bunga pada level terendah dari 1 persen menjadi 0 persen sampai 0,25 persen menggambarkan kepanikan perekonomian dan akhirnya investor lebih waspada dan berhati-hati.

Tidak hanya itu, kebijakan dan stimulus fiskal pemerintah masih dirasakan belum ada kejelasan dan progresnya. Akibatnya belum mampu mendorong pergerakan indek lebih baik. Dengan alasan tersebut, dirinya meramalkan indek pada pembukaan diawal pekan bermain di kisaran 1.300 dan batas atas 1.400 dengan pilihan saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), PT Astra Internasional Tbk (ASII), PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT Semen Gresik Tbk (SGM).

Sementara Kepala riset BNI Sekuritas Norico Gaman mengatakan, para pelaku pasar masih meragukan pertumbuhan ekonomi global 2009. "Rencana bailout dan penurunan suku bunga Fed rate adalah faktor yang paling berpengaruh," ujarnya.

Mulai berakhirnya kepercayaan pasar pada dolar Amerika serikat dan mulai masuknya dana-dana asing ke Indonesia, masih ada harapan indeks menguat hingga akhir tahun 2008.

Tidak hanya itu, aksi window dressing, menurut Norico, juga menjadi alasan indeks menguat. Aksi para manajer investasi dan lembaga keuangan lain untuk menghias portofolio akhir tahunnya, mau tak mau mendongkrak harga saham.

Sebelumnya, pada penutupan perdagangan kemarin Jumat 19 Desember, indeks melemah 0,26 persen menjadi 1.348,29.

Saham-saham yang mengalami pelemahan harga terbesar antara lain PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA) yang ditutup melemah Rp 300 (4,08 persen) ke level Rp 7.050, PT Astra International Tbk (ASII) terkoreksi Rp 250 (2,25 persen) di posisi Rp 10.850, PT Gudang Garam Tbk (GGRM) turun Rp 200 (4,39 persen) menjadi Rp 4.350, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) melemah Rp 200 atau 9,09 persen menjadi Rp 2.000, dan PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) yang ditutup turun Rp 150 (1,52 persen) ke level Rp 9.700.

0 komentar:

Caution : Wajib diklik

Followers

Caution : Wajib diklik