JAKARTA - Pemerintah terus saja didesak untuk menjamin simpanan nasabah secara penuh di perbankan (blanket guarantee) untuk memberi kepastian dan kenyamanan pemilik dana. Namun, jika pemerintah terlalu lama melakukan hal tersebut, simpanan nasabah ditakutkan akan lari ke luar negeri.
Hal tersebut diungkapkan oleh Ekonom Danareksa Research Institute Purbaya Yudhi Sadewa, saat dikonfirmasi, di Jakarta, Selasa (11/11/2008).
Yudi menuturkan, saat ini sejumlah negara sudah menerapkan kebijakan blanket guarantee sehingga persaingan sudah tidak seimbang. Kebijakan tersebut memberi rasa aman dan nyaman terhadap pemilik dana, termasuk pemilik dana dari luar. Sedangkan Indonesia baru menaikkan pinjaman dari Rp100 juta menjadi Rp2 miliar.
"Ibarat permainan, game-nya sudah tidak seimbang. Negara tetangga banyak yang melakukan penjaminan simpanan secara penuh. Kalau pemerintah terlalu berlama-lama seperti saat ini, maka simpanan yang ada sekarang bisa keburu lari ke luar negeri dan mencari tempat yang aman," tegasnya.
Pendapat senada diungkapkan oleh Direktur Keuangan Bank Tabungan Negara (BTN) Saut Pardede. Menurut Saut, penjaminan simpanan nasabah secara penuh bisa mencegah capital outflow dan tidak hanya memberi rasa aman terhadap nasabah, namun bisa menurunkan biaya dana (cost of fund) bank.
Dengan cost of fund yang rendah, bank bisa memberikan bunga kredit yang rendah sehingga pada akhirnya akan menggerakkan sektor riil karena mampu menyerap kredit dan menganggu beban bunga yang rasional.
"Praktek yang terjadi di pasar, biaya dana bank masih tinggi sehingga masih ada bank yang memberi bunga kredit yang tinggi, termasuk pinjaman antarbank," jelas Saut.
Rabu, 12 November 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar