JAKARTA - PT Intiland Development Tbk (DILD) menyiapkan sejumlah strategi alternatif untuk mengurangi risiko akibat krisis keuangan global. Yakni dengan memperkuat neraca keuangan perseroan.
"Kami akan melanjutkan upaya untuk semakin memperkuat neraca keuangan, salah satunya dengan mendivestasi aset-aset noninti dan yang memberikan tingkat pengembalian rendah. Saat ini kondisi keuangan perusahaan sangat sehat dengan gearing ratio hanya 37 persen. Rasio ini relatif cukup rendah dibandingkan standar industri properti," kata Presiden Direktur dan CEO Intiland Lennard Ho, dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (11/11/2008).
Lennard mengakui, walaupun kondisi perekonomian cukup menantang, namun hal tersebut tidak menghambat sejumlah proyek baru Intiland yang mengalami kemajuan pesat.
Intiland sendiri saat ini memfokuskan diri untuk mengembangkan proyek-proyek yang bisa memberikan tingkat pengembalian investasi yang cukup tinggi selain memiliki risiko investasi yang rendah.
Pengembangan kawasan perumahan tetap menjadi salah satu fokus utama, yakni dengan meluncurkan sejumlah kluster-kluster perumahan baru. "Kami akan melanjutkan pengembangan proyek berdasarkan pada strategi tingkat pengembalian keuntungan, khususnya pada proyek-proyek perumahan menengah dan kawasan industri yang saat ini sangat diminati," kata Lennard.
Saat ini Intiland telah menyiapkan sejumlah pengembangan kawasan perumahan baru di Jakarta dan Surabaya.
Hingga triwulan III-2008, Intiland membukukan pertumbuhan kinerja keuangan cukup signifikan. Kendati dampak krisis keuangan global mulai memberi pengharuh terhadap pasar properti nasional, Intiland masih berhasil mempertahankan pertumbuhan kinerja karena ditopang fundamental usaha yang kuat.
Perseroan pun berhasil membukukan nilai penjualan sebesar Rp259,43 miliar, atau tumbuh 18 persen dibandingkan periode yang sama 2007 sebesar Rp219,94 miliar.
Kontribusi terbesar masih berasal dari sektor perumahan yang nilai penjualannya naik 23 persen, terutama dari perumahan Taman Semanan Indah, Jakarta dan Graha Famili Surabaya.
Selain itu, laba kotor Intiland mencapai Rp109,19 miliar, atau naik 15,65 persen dibandingkan periode yang sama 2007 sebesar Rp94,41 miliar. Sementara, laba bersih Intiland melonjak 74,74 persen menjadi Rp 28,71 miliar dibandingkan periode yang sama 2007 sebesar Rp16,43 miliar.
Naiknya nilai penjualan dari sektor perumahan masih menjadi faktor utama pertumbuhan laba perusahaan. Penjualan dari sektor perumahan mampu memberikan kontribusi sebesar 67 persen, disusul pendapatan dari sewa ruang perkantoran sebesar 24 persen dan sarana olah raga sebesar sembilan persen dari total pendapatan.
Selasa, 11 November 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar