Rabu, 19 November 2008

Rupiah Semakin Sulit Kejar USD


JAKARTA - Tingginya kebutuhan dolar yang besar dibandingkan suplai yang ada masih menjadi faktor dominan pergerakan rupiah.

Rupiah akan semakin terpuruk dan bahkan diperkiran pada pekan ini ini rupiah semakin melemah terhadap dolar. Bahkan, dolar Amerika bisa tembus Rp12.000 per USD.

Sebagai gambaran, penutupan perdagangan Selasa (18/11/2008) rupiah berhenti di posisi Rp11.850 per dolar Amerika, atau melemah dibandingkan penutupan sehari sebelumnya di level Rp11.750 per USD.

"Seperti beberapa akhir rupiah sulit mencapai posisi Rp10.000 dan bahkan bisa mencapai psikologisnya Rp12.000 per USD," kata Direktur Currency and Management Group Farial Anwar.

Maka sangat berasalan, bila dirinya memprediksikan pada pembukaan perdagangan valas hari ini, rupiah masih bertengger pada posisi Rp11.500-11.800 per USD.

Sementara, ekonom Bank Internasional Indonesia Juniman mengatakan, ada tiga faktor yang membuat rupiah melemah.

Pertama, tingginya permintaan dolar AS menjelang akhir tahun untuk membayar utang. Kedua, tidak seimbangnya permintaan dan penawaran dolar Amerika di pasar. Ketiga, suplai kredit berupa dolar Amerika untuk negara berkembang (emerging market) termasuk Indonesia semakin seret.

Dia berpendapat, aksi yang dilakukan pemerintah dan Bank Indonesia untuk membantu rupiah menguat seperti membuat aturan mengenal pembatasan maksimal pembelian valas, termasuk membeli kembali atau buy back surat utang negara (SUN) tak akan berjalan maksimal. Pasalnya, tingginya kebutuhan dolar akibat seretnya likuiditas dolar di Indonesia sulit ditahan.

Sementara, Dealer Valas Bank BRI Rachmat Wibisono menambahkan, belum ada stimulus yang bisa membuat rupiah menguat masih menjadi alasan rupiah tetap melemah terhadap dolar.

Sebelumnya, pada penutupan perdagangan valas, rupiah berhenti di posisi Rp11.860 per dolar Amerika melemah dibandingkan penutupan sehari sebelumnya.

Kendatipun demikian, Gubernur BI Boediono menilai lemahnya rupiah murni karena kondisi global dan tingginya kebutuhan dari korporat untuk pembayaran kewajibannya yang meningkat tajam pada pertengahan bulan.

Dirinya menegaskan, pemerintah tidak tinggal diam melihat rupiah terus bertengger di posisi terendah.

0 komentar:

Caution : Wajib diklik

Followers

Caution : Wajib diklik