Senin, 17 November 2008

Pasar Modal Tunggu Kabar BNBR dan BUMI


JAKARTA - Masih sama seperti akhir pekan lalu, diperkirakan pada pembukaan perdagangan Senin (17/11/2008) ini akan terus melemah. Belum adanya sentimen positif yang mampu mendongkrak menjadi alasan kuat.

Berkaca pada perdagangan akhir pekan indeks yang ditutup 1.264,38 atau melemah sebesar 5,53 persen akibat sentimen dari penjualan saham PT BUMI Resource Tbk yang belum rampung. Pasar masih menantikan kepastian nasib saham tiga saham emiten Grup Bakrie, yang hingga saat ini masih dikenakan suspensi.

Analias pasar saham Ikhsan Binarto dari PT Optima Securities mengatakan, indeks akan terlihat lebih konservatif dan melemah akibat belum adanya efek positif dari penguatan Dow Jones.

Sementara dalam negeri kejelasan buy back BUMI dan Public Ekpose BNBR masih ditunggu. "Seiring masih menunggunya pelaku pasar kabar PT BUMI dan kejelasan revo BNBR, indeks diperkirakan masih lemah dengan trading rate 1.220 hingga 1.290," katanya saat dihubungi okezone di Jakarta, Senin (17/11/2008).

Menurutnya, kejelasan BNBR dan kepastian siapa yang akan buy back saham BUMI sangat ditunggu pelaku pasar yang dinilai mempunyai pengaruh. Pasalnya anak usaha Bakrie tersebut mempunyai capital market besar di pasar bursa.

Tidak hanya itu, posisi rupiah yang masih terpuruk juga dinilai mempunyai konstribusi sentiment negatif terhadap pasar. Sementara buy back saham BUMN sendiri tidak terlalu banyak membantu.

"Saat ini buy back saham BUMN hanya lima persen dan belum berjalan sepenuhnya, akibatnya buy back yang dikampanyekan belum membantu indeks menguat," tegasnya.

Equity Capital Market Strategies Trimegah Securities Satrio Utomo mengatakan, penyebab penurunan IHSG terdiri dari beberapa faktor. Pertama, sentimen dari penjualan saham PT BUMI yang tidak kunjung rampung.
Kedua, khawatiran investor terhadap terjadinya resesi ekonomi global semakin besar. Walhasil, investor kembali menjauhi pasar emerging market.

Dan ketiga, penurunan tajam harga komoditas. Seperti, harga minyak sempat anjlok ke angka USD54,67 per barel.

Menurutnya, penguatan saham akan terjadi dan itupun bersifat sementara dan Indeks akan bergerak dengan fluktuasi relatif rendah. Sebab investor masih menunggu sentimen positif. Kemudian, aksi ambil untung masih akan terus marak dilakukan yang akhirnya terus menekan IHSG.

0 komentar:

Caution : Wajib diklik

Followers

Caution : Wajib diklik