Senin, 24 November 2008

Masyarakat Tunggu Aksi Nyata Pemerintah

JAKARTA - Pemerintah diminta tidak hanya memberikan imbauan tenang dan tidak panik kepada masyarakat, tetapi langkah kongkret dan aksi nyata di lapangan sangat diperlukan.

Dengan kondisi perekonomian yang masih labil seperti ini, berbagai imbauan yang disampaikan tidak akan didengar masyarakat.

"Masyarakat tidak akan mendengar imbauan pemerintah kalau tidak ada aksi nyata," kata Fahrial Anwar pengamat keuangan dari Currency and Management Group.

Krisis likuiditas di Bank Century, lemahnya nilai tukar rupiah, ditambah dengan isu PHK di beberapa perusahaan tekstil dan garmen, akan terus memberikan mimpi-mimpi buruk pada masyarakat tanpa aksi yang nyata dari pemerintah.

Dia menilai, selama ini pemerintah belum melakukan aksi nyatanya di lapangan dan kebijakan yang dikeluarkan hanya bersifat reaktif dan bukan antisipatif.

Seperti misalnya kebijakan tentang pembatasan permintaan dolar dan perlunya menyelipkan NPWP dalam transaksi valuta asing hanyalah kebijakan reaktif dan seharusnya yang dilakukan menghapuskan rezim devisa bebas yang saat ini sudah tidak cocok diterapkan di Indonesia.

Sementara pengamat perbankan dari Infobank Eko B Supriyanto berpendapat, pemerintah perlu mendorong ekspor nonmigas dan sektor riil sebagai antisipasi keluar dari krisis.

Sementara untuk menyelamatkan perbankan, pemerintah bersama dunia perbankan diminta mewaspadai segala isu dan rumor sekecil apapun, karena akan memicu kecemasan dan berakhir rusuh. Maka tak ayal, menjaga likuiditas sangat penting.

Sedangkan bank-bank kecil, akan lebih berat menghadapi isu yang ada. Pasalnya isunya bukan lagi semata-mata perpindahan uang dari bank dalam negeri, tetapi lebih mengarah bank yang sehat ke bank yang tidak sehat dan bahkan lebih besar lagi.

0 komentar:

Caution : Wajib diklik

Followers

Caution : Wajib diklik