JAKARTA - Sentimen di pasar saham semakin sepi. Bursa regional dan global semakin merah membara.
Minimnya sentimen positif di pasar saham dalam negeri dan kemudian disusul melemahnya indeks bursa regional, tidak mampu menopang penguatan indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), pada perdagangan, di Jakarta, Kamis (13/11/2008).
Analis Optima Securitas Ikhsan Binarto mengatakan, kembali tidak bertenaganya indek bisa diprediksikan akan terus bertahan pada pembukaan pasar saham.
Indeks akan bergerak terbatas di level 1.300-1.350, dengan pilihan saham PT Tambang Batu Bara Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Adaro Energi Tbk (ADRO), PT Perusahan Gas Negara Tbk (PGAS), dan PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (UNSP).
Ikhsan mengatakan, terus melemahnya rupiah akan terus juga akan memberikan sentimen negatif terhadap pasar.
Maka tak ayal saat ini para investor lebih bersikap wait and see. "Sikap seperti ini akan terus berlanjut sebagai antisipasi terhadap aturan baru BI tentang valas," katanya kepada okezone, di Jakarta, Kamis (13/11/2008).
Dikatakannya, saat ini para investor banyak menaruh harapan besar dari hasil sidang G-20 yang bisa memberikan solusi terhadap krisis keuangan global.
Sementara analis dari PT BNI Securities Asti Pohan menjelaskan, kendatipun pemerintah negara-negara di dunia berkomitmen untuk mengatasi perlambatan ekonomi, hal tersebut belum terefleksikan pada data-data ekonomi dan laporan keuangan perusahaan-perusahaan besar.
Artinya solusi yang diberikan belum memberikan langkah kongkrit bagi pengusaha keluar dari dampak krisis global dan kelesuan ekonomi.
Sekadar diketahui, penutupan pasar saham dalam negeri berada pada level 0,74 persen atau 9,936 menjadi 1.326,621 dengan total nilai transaksi yang dibukukan mencapai Rp1,5 triliun dengan frekuensi 45.156 kali. Sebanyak 62 saham menguat, 69 melemah, 66 stagnan, dan 261 lainnya tidak terjadi transaksi.
Kamis, 13 November 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar