NEW YORK - Selama tiga hari berturut-turut indeks saham di Wall Street berada di zona merah. Hingga penutupan perdagangan Rabu (12/11/2008) saham-saham di bursa terbesar dunia tersebut semakin merosot seiring tekanan memburuknya ekonomi di Amerika.
Aksi lepas saham terjadi karena investor merespons negatif laporan keuangan emiten dan munculnya kabar bahwa pemerintah tidak akan membeli seluruh aset mortgage bermasalah perbankan. Sentimen itu langsung menenggelamkan indeks Dow Jones lebih dari 410 poin, dan indeks-indeks lainnya jatuh lebih dari empat persen.
Seperti dilansir dalam Associated Press, Kamis (13/11/2008), pada sesi pagi perdagangan, investor sudah melakukan aksi jual setelah melihat banyaknya emiten yang mengalami masalah ada kinerja keuangan mereka, seperti Morgan Stanley, Starbucks Corp. dan perusahaan pengembang perumahan Toll Brothers Inc. dan juga raksasa otomotif General Motors.
Namun, aksi lepas saham itu semakin menggila pada menjelang penutupan perdagangan menyusul pernyataan Menkeu AS Henry Paulson yang mengatakan paket penyelamatan senilai USD700 miliar itu tidak akan digunakan untk membeli seluruh aset mortgage milik perbankan yang bermasalah, karena itu butuh waktu panjang.
Sebagai gantinya, Depkeu Amerika, akan membeli saham-saham perbankan dan mendongkrak kinerja mereka dengan menyalurkan pinjaman secara normal.
Setelah pernyataan itu, ines langsung merosot deras, dan berdasarkan kalkulasi indeks Dow Jones akan ditutup merosot 411,30 poin menjadi 8.282.66. Sementara itu, indeks Standard & Poor's 500 rontok 46,65 poin menjadi 852,30, dan indeks Nasdaq melorot 81,69 poin menjadi 1.499,21.
Kamis, 13 November 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar