JAKARTA - Saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) terus menelan korban. Setelah Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Soetrisno Bachir memikul kerugian sekira Rp3 triliun, kini giliran Menneg BUMN Sofyan Djalil ikut terseret.
Longsornya saham BUMI memang tidak mengenal korban. Mulai dari investor individual, pejabat, hingga korporasi besar menjadi korban. Maklum, saham produsen batu bara ini dikenal dengan saham sejuta umat.
Sebelum krisis ekonomi menghantam lantai bursa, kinerjanya gemilang. Jadi banyak investor yang tergiur untuk memilikinya.
Namun, kondisinya saat ini berubah. Investor berbondong-bondong melepas saham anak usaha PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR). Karenanya, bukan untung yang didapat malah buntung.
Saham BUMI meluncur tajam dari level tertinggi Rp8.550 pada Juni 2008 menjadi tinggal Rp1.610 per lembar saham pada perdagangan Senin (10/11/2008) pukul 11.39 JATS.
Salah satu investor BUMI yang menanamkan dananya senilai Rp300 juta mengaku pasrah. "Mau diapakan lagi? Sudah habis kejayaan BUMI," ujarnya, tanpa mau disebutkan identitasnya, kepada okezone.
Nasib buntung juga sempat menimpa Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Soetrisno Bachir. Dia diperkirakan rugi hingga Rp3 triliun karena menjadi salah satu pemegang saham terbesar di emiten grup Bakrie tersebut.
"Sebenarnya saham BUMI memiliki nilai kapitalisasi market dan menyebar luas, banyak investor yang tertarik dan ingin memiliki saham ini, termasuk para caleg (calon legislatif) politik," ujar Direktur Bhakti Capital Securities Budi Ruseno, beberapa waktu lalu.
Kini, yang santer disebut-sebut juga terseret kerugian adalah Menneg BUMN Sofyan Djalil. Seperti diberitakan Investor Daily, dana menteri dari Partai Golkar itu tergerus Rp3 miliar.
Sebenarnya, Sofyan telah memiliki saham BUMI sejak lama, saat harga sahamnya masih murah di kisaran Rp75 per lemar saham. Kemudian nilai saham meroket hingga Rp8.300. Dia pun sempat melepas di level Rp7.000 per lembar saham dan kembali membelinya.
Investor memang tidak pernah kapok bermain-main saham BUMI. Pasalnya prospek komoditi batu bara hingga saat ini masih sangat menggiurkan. Di saat harganya jatuh, pamor BUMI masih diminati, apalagi harganya saat ini sudah sangat murah.
Tapi investor tetap harus waspada, karena tidak ada yang bisa menebak apa yang akan terjadi selanjutnya di tengah pergolakan pasar modal yang masih labil.
Terlebih, saat ini transaksi Northstar Pacific Partners Ltd senilai USD1,3 miliar atas pembelian 35 persen saham kepemilikan Bakrie & Brothers di PT Bumi Resources Tbk, masih belum jelas.
Senin, 10 November 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar