JAKARTA - Sepinya sentimen pada perdagangan pekan lalu, masih akan terus berlanjut pada perdagangan pekan ini. Indeks saham masih akan bergerak malu-malu.
Apalagi, semakin tertekannya rupiah terhadap dolar Amerika hingga menembus ke level Rp12.440 akan terus menjadi sentimen negatif yang akan mempertegas terpuruknya indeks pada pembukaan perdagangan saham pagi ini.
"Investor masih menunggu ke level bottom pada posisi 1.089 untuk memulai akumulasi saham," kata analis saham dari Optima Securities Ikhsan Binarto.
Dikatakannya, saat ini tekanan jual masih cukup tinggi sehingga potensi pelemahan masih mungkin terjadi karena indicator Fast Stochastic yang belum membentuk pola golden cross.
Untuk pembukaan perdagangan nanti, dirinya memprediksikan indeks masih bergerak di posisi 1.111 sampai 1.180, dengan pilihan sahan, PT Unilever Tbk (UNVR), PT Telkom Tbk (TLKM), PT Indosat Tbk (ISAT), PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) dan PT Astra Internasional Tbk (ASII).
Sementara analis analis Valbury Asia Securities, Mastono Ali mengatakan, selama sepekan indeks terus tergerus pada level terendah dan turun 9,34 persen.
Menurutnya, ada beberapa hal yang menyebabkan indeks tergerus dalam sepekan terakhir. Pertama, tidak jelasnya proses bailout industri automotif di Amerika.
Kedua, investor melihat ancaman deflasi di AS makin nyata. Ketiga, harga minyak dunia terus terkoreksi. "Minyak bahkan sempat menyentuh USD48,25 per barel," ujarnya.
Keempat, bursa AS masih dalam tren melemah. Dalam sepekan terakhir, Dow Jones Industrial Average (DJIA) terkoreksi cukup dalam. Akhir pekan lalu, DJIA masih berada di level 8.500. Tapi kemarin, DJIA sudah turun sampai 7.552.
Melihat pertimbangan tersebut dan belum adanya kabar sentimen positif baik dari dalam maupun luar negeri, dia meramalkan perdagangan pada awal pekan, awan hitam tampaknya masih membayangi pergerakan IHSG dan nilai tukar rupiah.
Senin, 24 November 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar