TOKYO - Jepang kembali mengumumkan rekor penurunan angka ekspornya, disebabkan masih buruknya permintaan produk kendaraan bermotor dan elektronik akibat krisis perekonomian global. Keadaan ini diperkirakan akan semakin dalam menjerumuskan Jepang ke jurang resesi.
Ekspor Negeri Matahari Terbit untuk Februari merosot 49,9 persen dibandingkan setahun sebelumnya, melebihi penurunan Januari sebesar 45,7 persen. Demikian dikutip AFP dari kementerian keuangan Jepang, Rabu (25/3/2009).
Tajamnya angka penurunan semakin menambah ketakutan semakin tajamnya kontraksi perekonomian terbesar kedua di dunia ini pada kuartal pertama 2009, menyusul performa terburuknya selama tiga dekade pada kuartal keempat 2008. Perekonomian Jepang membukukan kinerja terburuknya dalam 35 tahun pada kuartal terakhir tahun lalu, yang mengalami penyusutan tahunan 12,1 persen.
Ketergantungan Jepang pada permintaan luar negeri untuk menggerakkan ekonominya membuat negeri ini rentan terhadap terjadinya krisis global. Saat ini penjualan mobil, televisi, dan barang-barang lainnya sudah bertumbangan.
Surplus perdagangan merosot 91,2 persen pada Februari dibandingkan setahun sebelumnya menjadi 82,35 miliar yen (USD840 juta), meskipun itu masih lebih baik dibandingkan defisit yang terjadi pada Januari.
Asal tahu saja, sektor perusahaan merupakan kunci penggerak pemulihan ekonomi Jepang, setelah resesi tahun 1990an. Perusahaan-perusahaan Jepang ketika itu menikmati keuntungan berlimpah dan menanamkan investasi besar-besaran untuk memperluas fasilitas produksi mereka.
Sayangnya kini perlambatan ekonomi dunia telah menyebabkan permintaan terhadap barang-barang asal Jepang mengering, dan memaksa raksasa-raksasa semacam Toyota dan Sony memangkas ribuan tenaga kerja.
Rabu, 25 Maret 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar