JAKARTA - Megaproyek pembangkit listrik 10 ribu megawatt sepertinya akan berjalan sesuai rencana. Pasalnya, proyek besar tersebut baru mendapatkan pinjaman dana segar dari China Development Bank (CDB) senilai USD180 juta atau setara Rp2,16 triliun.
Hari ini baru saja kita dapat kucuran pinjaman dana USD180 juta dari USD262 juta yang kita ajukan,? kata wadirut PT Perusahan Listrik Negara (PLN) Rudiantara kepada wartawan, usai rapat kordinasi dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani, di Gedung Departemen Keuangan, Jakarta, Selasa (17/3/2009).
Kata Rudi, dana pinjaman yang didapatkan rencananya untuk pembangunan PLTU I Jawa Tengah, Rembang berbahan bakar batu bara dan berkapasitas 2x315 megawatt. Dari tiga pembangkit listrik yang dipastikan beroperasi semester II tahun ini selain PLTU Labuan, Indramayu juga PLTU di Rembang.
Menurutnya, pencairan dana pinjaman asal konsorsium bank China telah memberikan kejelasan nasib proyek 10 ribu megawatt yang selama ini terkendala oleh pendanaan. Bahkan PLN bisa bernafas lega, karena konsorisum perbankan China telah berkomitmen mendanai pembangunan pembangkit listrik di Paiton Jawa Timur.
Untuk mensukseskan pembangunan mega proyek tersebut, PLN terus mencari pendanaan dari manapun. Saat ini sudah ada perbankan yang dinilainya berminat mendanai proyek tersebut. ?Bank sindikasi dalam negeri siap membiayai dalam porsi rupiah,? ungkap Rudi. Pinjaman perbankan dalam negeri sebesar Rp15 triliun dari kebutuhan Rp19 triliun.
Proyek 10 ribu megawatt ditargetkan selesai 2010 atau mundur dari target awal 2009. Dari 10 ribu MW tersebut, 6.900 MW akan dibangun system interkoneski Jawa dan Bali. Sedangkan sistem luar Jawa-Bali 30 pembangkit dengan kapasitas sekitar 2.000-2.600 megawatt.
Sebelumnya, beberapa bank siap memberikan sindikasi pinjaman antara lain sindikasi PT Bank Rakyat Indonesia Tbk., PT Bank Pembangunan Daerah (BPD) DKI Jakarta, BPD Papua, BPD Sumatera Utara, BPD Sumatera Selatan, BPD Sulawesi Selatan, dan DPD Kalimantan Selatan, menggelontorkan dana Rp1,151 triliun.
Pembangkit yang akan didanai sindikasi ini meliputi untuk Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Sulawesi Selatan berkapasitas 2 x 50 Megawatt, PLTU Bangka Belitung berkapasitas 2 x 30 megawatt, PLTU Papua berkapasitas 2 x 10 megawatt, dan PLTU Kalimantan Selatan berkapasitas 2 x 65 megawatt.
Keempat pembangkit itu juga memperoleh komitmen pendanaan berbentuk valuta asing dari sindikasi yang dipimpin PT Bank Rakyat Indonesia Tbk, dan PT Bank Negara Indonesia Tbk, sebesar 172,89 juta dolar Amerika atau Rp1,7 triliun.
Sebaliknya, PT Bank Negara Indonesia Tbk, akan memimpin sindikasi ketiga dengan PT Bank Negara Indonesia Tbk, dengan anggota sindikasi PT Bank Rakyat Indonesia Tbk, dengan nilai pinjaman Rp1,155 triliun untuk PLTU Tanjung Awar-awar, Jawa Timur.
Rabu, 18 Maret 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar