JAKARTA - Penguatan nilai tukar rupiah yang terjadi, walau hanya beberapa saat, menandakan adanya sentimen positif.
Sentimen yang dimaksud adalah masa penawaran Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau sukuk. Ini dikarenakan banyak investor yang mengincar mainan baru di pasar obligasi ini.
Yang menjadi daya pikat adalah imbal hasil yang diberikan sebesar 12 persen atau lebih tinggi dari BI rate 8,25 persen.
Sehingga, banyak yang menukar mata uang asingnya untuk bisa membeli obligasi tersebut.
Rupiah sempat menyentuh Rp11.550 per USD lalu bergerak di Rp11.620 per USD dan sempat melemah di level Rp11.825 per USD.
Secara keseluruhan pasar finansial menguat di tengah harapan setelah pimpinan senator minoritas Harry Reid membuka sesi pertemuan dengan mengatakan keyakinannya bahwa Senat akan mampu menerima proposal yang diajukan Presiden Obama.
Dolar Amerika menguat, utamanya terhadap yen setelah dirilisnya data non-farm payroll, karena memicu harapan investor bahwa pemerintah AS akan segera melakukan intervensi guna menstimulis pertumbuhan ekonomi.
Selasa, 10 Februari 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar