Kamis, 12 Februari 2009

Rupiah Akan Terus Dihantui Tekanan


JAKARTA - Pergerakan rupiah kembali semakin tidak bisa dikendalikan saja akibat sentimen negatif yang terus bertubi-tubi menghajar rupiah. Tak ayal rupiah rawan masuk di level psikologisnya Rp12.000 per USD.

Pengamat pasar uang PT Valbury Asia Futures Nico Omer Jonckheere mengatakan, tekanan rupiah terhadap dolar Amerika akan terus berlansung dalam waktu semester satu tahun ini.

Pasalnya, belum adanya kejelasan perbaikan ekonomi global telah memaksa para investor bersikap wait and see. "Semester satu sulit mengharapkan rupiah menguat, karena para investor asing tidak mau ambil risiko menaruh dananya di emerging market," katanya, di Jakarta, Kamis (12/2/2009).

Sepinya dana asing yang masuk ke Indonesia dan pasar modal, membuat kondisi rupiah akan selalu berada di kisaran Rp11.500 per USD sampai Rp12.000 per USD.

Kendatipun demikian, dirinya menilai kondisi tersebut masih dinilai wajar, karena BI sendiri menyampaikan bila rupiah bisa ditekan di level Rp12.000 pada kondisi sulit saat ini.

Belum adanya kejelasan gambaran perbaikan ekonomi global dan melemahnya mata uang global terhadap dolar menjadi faktor utama rupiah masih terus dihantui tekanan dan akan bergerak lebar.

Kendatipun demikian, dirinya menyakini, rupiah mampu rebound pada semester dua mendatang mengingat sudah adanya gambaran jelas perbaikan ekonomi global dan memasuki masa kampanye dalam negeri yang dinilai mampu memberikan sentimen positif bagi rupiah.

"Meskipun efeknya tidak besar. Masa kampanye akan memberikan sentimen positif bagi rupiah bila berjalan baik, namun sebaliknya akan terus melemah bila pemilu tidak aman," tuturnya.

Melihat belum adanya kabar baik dari dalam negeri dan luar, dia memprediksikan pada pembukaan perdagangan saham hari ini, rupiah akan bergerak di kisaran Rp11.500 - 12.000 per USD dengan support Rp11.500 per USD.

Hal senada juga disampaikan, pengamat pasar modal BNI Sekuritas Muhammad Al -Fatih yang mengatakan, rupiah masih sangat berpotensi melemah dalam beberapa hari ke depan.

Pada pembukaan hari ini, dirinya meramalkan, pergerakan rupiah mungkin masih dalam range 50 persen antara Rp10.600 dan Rp13.000, yaitu Rp11.650-12.000 per USD.
Sebelumnya, nilai tukar rupiah ditutup melemah.

Bahkan, pada perdagangan Rabu (11/2/2009) ini sempat bergerak Rp11.925-Rp11.950 per USD.

Level itu mendekati level psikologis Rp12.000 per USD. Namun, pada penutupan rupiah berhasil kembali ditutup di level Rp11.770-11.750 per USD. Padahal, pada perdagangan Selasa 10 Februari kemarin sempat ke level Rp11.550 per USD.

0 komentar:

Caution : Wajib diklik

Followers

Caution : Wajib diklik