Rabu, 28 Januari 2009

Kepercayaan Bisnis Global Menurun

WASHINGTON - Kepercayaan kepada bisnis di seluruh dunia mengalami penurunan tahun lalu. Krisis memaksa lembaga keuangan meminta dukungan dari pemerintah untuk bisa bertahan.

Kenyataan ini menjadikan orang bertanya-tanya tentang kemampuan industri sebagai motor menuju kesejahteraan. Kesimpulan ini didapat dalam survei yang dilakukan Edelman Trust Barometer.

Survei dilakukan di Amerika Serikat (AS) dan Eropa Barat dengan responden orang dewasa berusia 25-64 tahun. Sekitar 62 persen responden menyatakan kondisi bisnis pada 2008 lebih rendah dibandingkan 2007. Penurunan bisnis terbesar terjadi di Irlandia, di mana 83 persen dari responden menyatakan bahwa mereka telah kehilangan kepercayaan pada bisnis. Di Jepang, kepercayaan responden 79 persen lebih tinggi, dan di AS 77 persen responden sudah dalam tahap curiga.

Trust menyebutkan, krisis keuangan global merupakan kondisi terburuk setelah great depression yang menyebabkan jutaan tenaga kerja kena PHK dan miliaran dolar investasi menguap. "Ini bukan 2001-2003, saat perusahaan dengan konsep baru dot com berguguran. Ini (krisis) yang menyebabkan General Motors dan bank besar menghadapi masalah. Krisis telah memengaruhi kantongmu dan mengguncang perekonomian," kata Presiden dan Direktur Utama Trust Richard Edelman, seperti dikutip Reuters. Penurunan ekonomi tahun lalu diawali dengan penurunan kepercayaan investor pasar modal untuk berinvestasi di pasar mortgage.

Selain itu, krisis juga memaksa institusi keuangan di Wall Street, termasuk Lehman Brothers Inc, memohon bantuan, sementara North Atlantic terseret ke jurang kebangkrutan. Di AS, hanya 38 persen responden berusia 35-64 tahun percaya bahwa bisnis mereka pada 2008 hanya turun 58 persen dibandingkan 2007. Atau, hanya turun ke titik terendah dalam sepuluh tahun belakangan. Bahkan,mereka percaya bahwa krisis kali ini lebih rendah dibandingkan krisis akibat keruntuhan dotcom dan Enron Corp.

Bank dan Automotif Waspada

Responden AS telah kehilangan kepercayaan kepada sektor perbankan dan industri automotif. Kedua sektor ini telah mendapatkan bailout dari Pemerintah AS agar dapat melalui badai krisis.

Pemerintah AS telah mengucurkan bantuan bailout lebih dari USD270 miliar melalui program "Troubled Asset Relief " untuk mendorong institusi keuangan. Program ini telah diberikan kepada Bank of America Corp, Citigroup, dan American International Group (AIG). Pemerintah AS juga telah memberikan bantuan pinjaman dana miliaran dolar ke General Motors Corp dan Chrysler LLC. Responden yang berasal dari Emerging Economies menyebut bahwa perekonomiannya terguncang.

Hanya 21 persen dari Brazilians mengatakan bahwa mereka telah kehilangan kepercayaan bisnis pada tahun lalu. Sekitar 32 persen responden meragukan ekonomi Indonesia akan tumbuh dan 49 persen dari India dan Rusia melaporkan kehilangan kepercayaan dalam bisnis. "Konsensus di negaranegara berkembang lebih mengarah kepada ?bisnis telah membawa kita kepada kesejahteraan'. Saya pikir AS akan stagnan hingga tahun ini," ungkap Edelman.

"Saat ini, warga AS meragukan kemampuan bisnis," tandasnya. Dia mencatat, ketidaknyamanan bisnis menyebar luas seiring dengan terungkapnya skandal di dunia bisnis. "Kondisi yang sama terjadi jika kami melakukan survei optimisme bisnis di India setelah kasus Satyam," paparnya. Jajak pendapat dilakukan pada 4.475 orang di 20 negara dan dilaksanakan pada 5 November sampai 14 Desember 2008.

0 komentar:

Caution : Wajib diklik

Followers

Caution : Wajib diklik