JAKARTA - Pelaku pasar valuta asing masih harus Berhati-hati. Rupiah masih sangat sensitif dan bisa bergerak lebar.
"Bank Indonesia (BI) juga harus tetap waspada masuk dan keluarnya hot money yang bisa melemahkan pergerakan rupiah," tutur Direktur Currency Management Group Farial Anwar.
Kebijakan BI yang dirasakan mampu menekan lebih besar lagi terhadap rupiah, harus tetap dipertahankan. Kalau perlu BI bisa menggiring rupiah di bawah angka Rp11.000 per USD dan tidak menghiraukan saran analis yang tidak bermanfaat, karena tekanan terhadap rupiah tidak sehebat dulu.
Masih berfluktuasinya rupiah yang tidak bisa diprediksi, dia tetap menyakini rupiah masih bisa tangguh dan diperkirakan pada pembukaan perdagangan nanti masih bergerak di kisaran Rp10.800-11.300 per USD.
Sementara sebelumnya Gubernur BI Boediono mengatakan, pergerakan rupiah yang naik turun masih dalam rentang sempit dan hal ini disebabkan belum adanya keseimbangan antara permintaan dan penawaran.
Sekadar diketahui, rupiah pada Jumat (12/12/2008) akhir pekan lalu bergerak di kisaran yang lebar. Rupiah parkir di Rp11.350 per USD. Dibanding penutupan sesi pertama, rupiah bergerak lebar 450 poin, dari Rp10.900 per USD. Pada perdagangan sebelumnya Kamis (11/12/2008), rupiah melemah 350 poin dari Rp11.000 per USD.
Fahrial menuturkan, pergerakan rupiah diakhir pekan tidak terlalu lebar. Pasalnya intervensi BI dirasakan bisa menahan tekanan yang besar terhadap rupiah.
Senin, 15 Desember 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar