JAKARTA - Pembangunan storage untuk gas di ujung laut Banten masih mengalami perdebatan antara PGN, Pertamina, dan PLN yang merupakan konsorsiumnya. PLN tetap menginginkan agar pembangunannya seperti rencana awalnya, yakni dibangun di darat (onshore).

"Tapi sebetulnya pembahasan itu sudah terlalu jauh. Karena filosofi awalnya disitu akan dibangun dengan jumlah yang besar untuk amankan pasokan gas untuk pembangkit PLN disamping itu kita bangun PLTG juga. Secara nasional ada keuntungan," jelas Dirut PLN Fahmi Muchtar, di sela Lokakarya Hemat Energi & Air, di Gedung Departemen ESDM, Jakarta, Rabu (17/12/2008).

Dia mengungkapkan, selain onshore, ada pula opsi untuk dibangun di offshore dan pembangunan storage secara mini. Saat ini pun sedang dilakukan penghitungan yang mana yang lebih menguntungkan.

Sekadar informasi, pembangunan PLTG di sana tersebut adalah sebesar 600 mw dengan kebutuhan gas sebanyak 200 mmscfd.

Di sisi lain, PLN bersikeras menginginkan pembangunan storage di Banten dibangun tetap di darat (onshore), jika tidak maka kemungkinan PLN akan keluar dari konsorsium yang terdiri dari tiga BUMN tersebut. "Sepanjang konsorsium untuk itu PLN akan tetap ikut. Jika tidak PLN lebih baik keluar," kata Fahmi.

Dia melanjutkan, selain masalah dalam bentuk storage itu, pembicaraan antara konsorsium yang dikepalai oleh PGN tersebut belum mencapai kesepakatan terkait dengan pendanaan. Walaupun demikian, dia mengatakan delay pembangunan storage ini akan selesai dalam satu tahun.

"Berapa persen Pertamina, berapa persen PGN, berapa persen PLN. Secara logika, masing-masing perusahaan tersebut adalah sepertiga," kata Fahmi.

0 komentar:

Caution : Wajib diklik

Followers

Caution : Wajib diklik