NEW YORK - Pascaprogram bailout senilai USD14 miliar di sektor automotif disetujui legislatig Amerika Serikat, ternyata masih menjadi perdebatan di kalangan senat.

Kekhawatiran tersebut, berimbas terhadap Wall Street yang melemah hampir 200 poin pada penutupan perdagangan, Kamis 11 Desember lalu.

Seperti dilansir dalam Associated Press, Jumat (12/12/2008), kondisi ini berimbas pada saham-saham di Wall Street yang berjatuhan karena pasar khawatir kegagalan dalam program itu akan semakin membuat ekonomi Amerika saat ini memburuk.

Hal ini didasarkan pada kemungkinan General Motors dan Chrysler bangkrut karena tak sanggup melanjutkan bisnis mereka akibat tekanan melemahnya ekonomi AS dan dunia.

Jika keduanya ambruk, maka akan ada ribuan karyawan yang menjadi pengangguran baru. Dan ini akan semakin membebani ekonomi Amerika yang sudah loyo.

Namun, kemungkinan terburuk jatuhnya saham-saham di Wall Street lebih dalam lagi dapat ditahan oleh menguatnya saham-saham energi dan komoditas. Hal ini menyusul lompatan harga minyak mentah di posisi USD47,98 per barel akibat jatuhnya nilai tukar dolar.

Hal tersebut membuat indeks Dow Jones jatuh 196,33 poin ke level 8.565,09. Sementara indeks Standard & Poor's 500 melorot 25,65 poin ke level 873,59, dan indeks Nasdaq ambruk 57,60 poin di level 1.507,88.

0 komentar:

Caution : Wajib diklik

Followers

Caution : Wajib diklik