JAKARTA - Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) mengincar pasar Timur Tengah sebagai tujuan ekspor menggantikan Amerika Serikat untuk menghadapi gejolak krisis keuangan global.
Demikian diungkapkan oleh Ketua Komisi V Hipmi Febrizal Rahmana, saat acara Reuni Senior Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI), di Balai Kartika, Jakarta, Kamis (11/12/2008) malam.
"Dampak krisis memang dialami oleh anggota Hipmi, namun dampaknya tidak secara langsung. Kegiatan ekspor dan impor agak terganggu sehingga mencari pasar baru selain AS," jelasnya.
Febrizal mengakui kegiatan ekspor maupun impor mengalami ketidakpastian yang ditunjukkan oleh turunnya pesanan dan kesulitan dalam membayar ekspor. Untuk itu, Hipmi merubah target pasar ekspor sekaligus mengembangkan usaha dari AS ke Timur Tengah.
"Pasar Timur Tengah masih luas. Abu Dhabi misalnya memiliki prospek usaha di sektor properti. Saya harap dengan pertemuan semacam ini sesama anggota bisa mencari dan menjajaki peluang usaha di tengah krisis," paparnya.
Pertemuan sejenis akan terus dilakukan untuk memperkokoh jalinan kerja sama dan dampak krisis yang masih panjang. Selain cadangan devisa nasional terus turun yang dikhawatirkan tidak mampu menopang perekonomian nasional.
Namun, Hipmi tetap mengandalkan sektor pertambangan, agrobisnis, pendidikan, dan infrastruktur untuk berusaha sekaligus mendorong bergeraknya sektor riil.
"Pertambangan, agro bisnis, pendidikan dan infrastruktur masih memiliki prospek di tahun 2009. Yang dihindari di pasar modal. Jangan pakai duit orang lain, kalau sendiri sah-sah saja. Plus minus ada namun jangan sampai terpuruk lebih dalam," imbuhnya.
Febrizal menambahkan, dari sektor yang prospektif tersebut, yang akan mengalami kendala adalah sektor infrastruktur karena investasinya masih minim dan melambat menjelang pemilihan umum. Dengan demikian pada semester I menjadi masa penjajakan usaha dan diperkirakan bisa pulih pada semester II-2009.
"Dalam setahun ada turn over. Bisa bangkit semester II. Tahun I penjajakan. Untuk itu, kita akan mengadakan sidang pleno untuk merumuskan langkah-langkah pemulihan sektor riil. Secara umum, krisis tidak perlu ditakutkan karena bersumber dari pasar modal, namun perlu diantisipasi dengan tepat," pungkasnya.
Jumat, 12 Desember 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar