Jumat, 21 November 2008

Semen Gresik Dapat Pinjaman USD800 Juta

JAKARTA - PT Semen Gresik Tbk (SMGR) siap cairkan dana pinjaman senilai USD800 juta (Rp9,2 triliun) dari sindikasi lima bank BUMN dan swasta pada 2009. Sebagian dana tersebut untuk pembangunan dua pabrik barunya di Pati, Jawa Tengah dan Sulawesi.

"Perseroan segera mengadakan pembicaraan lebih lanjut dengan kelima bank tersebut," kata Corporate secretary SMGR Saifudin Zuhri.

Dia mengungkapkan, pinjaman sindikasi bank tersebut dalam bentuk denominasi rupiah dan dolar Amerika Serikat (AS). Saat ini pihaknya tengah melakukan pembahasan dan diharapkan selesai pada akhir 2008 atau selambat-lambatnya awal tahun 2009.

Sayangnya dia tidak menyebutkan nama kelima bank tersebut dengan alasan masih dalam pembahasan. "Memang sampai sekarang belum ada deal tapi mereka (bank-bank) itu menyatakan siap mendukung usaha kami," katanya.

Adapun kebutuahan dana saat ini hingga 2009 akan didanai dengan kas internal. "Spend money kami masih sekitar USD300 juta. Jadi itu (pencairan pembangunan pabrik) mungkin akan kami laksanakan akhir 2009," kata Saifuddin.

Perseroan berencana membangun dua pabrik baru berkapasitas lima juta ton di Jawa Tengah dan Sulawesi. Nilai proyek tersebut masing-masing USD355 juta dan USD315 juta. Untuk pabrik di Tonasa semua sudah siap, tinggal pembangunannya, sedangkan pabrik di Jawa baru sebatas pembebasan lahan. "Kami berharap pada 2011 pembangunan selesai," katanya.

Selain pabrik baru, perseroan juga berencana membangun 10 Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) berkapasitas 410 megawatt (MW). Pembangunan pembangkti listrik yang menelan investasi USD573 juta, itu akan dilakukan di Jawa, Sumatera, dan Sulawesi. "Diantara PLTU tersebut berada di lokasi pabrik perseroan," katanya.
Sementara Direktur Utama Semen Gresik Dwi Soetjipto memperkirakan alokasi belanja modal (Capital expenditure/Capex) perseroan untuk pembangunan pembangkit listrik dan pabrik baru mencapai USD1 miliar, atau lebih rendah dibandingkan proyeksi awal sebesar USD1,6 miliar.

Dwi mengatakan meski masih indikatif, perseroan terus mengkaji mengenai perubahan belanja modal itu dan segera difinalisasi perubahannya dalam waktu dekat. "Kami memang tengah melakukan evaluasi pada kisaran angka USD1miliar-1,3 miliar," ujarnya.

Hingga 30 September 2008, dana tunai yang dimiliki perseroan adalah Rp3,3 triliun. Dana itu diyakini akan bertambah sesuai dengan peningkatan kinerja perseroan.

"Dengan komposisi pendanaan dari dana internal minimal 30 persen. Kami optimistis jumlah itu dapat menjamin kebutuhan pendanaan seluruh proyek yang sedang dilaksanakan oleh perseroan," paparnya.

0 komentar:

Caution : Wajib diklik

Followers

Caution : Wajib diklik