Selasa, 11 November 2008

Rapat BUMI di Bapepam Molor


JAKARTA - Rapat terkait PT Bumi Resources Tbk (BUMI) yang akan diselenggarakan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) molor dari yang sudah dijadwalkan.

Jumpa pers yang sedianya dijadwalkan berlangsung pukul 19.00 WIB, hingga detik ini belum juga mulai. Dari pantauan wartawan, beberapa pejabat di otoritas pasar modal dan petinggi PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) masih melakukan pembicaraan di ruang Bapepam-LK lantai 3, Jalan Wahidin Raya, Jakarta Pusat, Senin (10/11/2008).

Pejabat dari Bursa Efek Indonesia (BEI) yang tampak hadir mengikuti pertemuan ini di antaranya Dirut BEI Erry Firmansyah, dari pihak BNBR tampak Direktur Keuangan BNBR Yuanita Rohali, Dirut BUMI Ari Hudaya, Ketua Bapepam Fuad Rahmany, dan seluruh Kepala Biro Bapepam.

Adapun pembahasan yang dirapatkan sepertinya berlangsung alot, karena menyangkut kepentingan-kepentingan untuk menjaga integritas pemerintah (Bapepam) sebagai regulator pasar modal.

Menurut informasi di lapangan, menjelaskan bahwa agenda jumpa pers ini diprediksikan membahas kejelasan soal BUMI pada publik sebagaimana permintaan Presiden SBY pada Menteri BUMN saat dipanggil di Istana. Tidak terlalu banyak membahas soal pencabutan jabatan Kepala Bapepam, sebagaimana isu yang santer diberitakan.

Seperti diberitakan sebelumnya, siang tadi Kepala Bapepam Fuad Rahmany saat dikonfirmasi mengenai anggota bursa yang meminta BUMI untuk disuspensi kembali, malah bertanya balik ke wartawan. "Sekarang pertanyaan saya, anggota bursa yang mana, tidak semuanya juga yang minta. Apa iya mereka kolaps? Memang beberapa dari mereka memenuhi kesulitan, tapi itu sudah menjadi risiko mereka sendiri. Artinya tidak usah terlalu dibesar-besarkan, kan belum terbukti ada yang kolaps," jelasnya.

Maka dari itu, dia pun menegaskan bahwa saham BUMI tidak akan disuspensi kembali. "Tidak, alasannya nggak bisa karena itu (anggota bursa minta BUMI di suspensi), lagian nggak ada yang mau kolaps," tambahnya.

0 komentar:

Caution : Wajib diklik

Followers

Caution : Wajib diklik