JAKARTA - PT Tambang Batu Bara Bukit Asam Tbk (PTBA) kesulitan mendapat hak eksklusif di PT Bumi Resources Tbk (BUMI), karena BUMI saat ini dimiliki oleh banyak pihak.

Padahal, PTBA ingin mengkontrol volume batu bara yang dialokasikan untuk pembangkit listrik dalam negeri dengan masuk ke dalam jajaran petinggi di BUMI.

"Saya nggak tahu akan hak tersebut. Sekarang ini, Northstar juga ingin membeli itu, karena hak kontrol, bukan sekedar investasi. kalau sekedar investor ya tidak perlu mereka repot-repot lakukan due dilligence. Mereka tinggal beli saja di pasar jika harga cocok,? ujar Menteri Negara BUMN Sofyan Djalil, dengan tema Prospek Investasi pada Tahun Politik, di Hotel Mulia, Senayan, Jakarta, Kamis (13/11/2008).

Dia menambahkan, saat ini masalah yang muncul bukan investasi, namun mengendalikan volume produksi batu bara yang dihasilkan oleh BUMI. Sehingga, penguasaan PTBA yang masih berminat terhadap BUMI tidak dapat diserahkan dalam pasar.

" Masalahnya adalah bukan investasi. Kalau investasi memang yang baik diserahkan ke pasar saja. tapi ini kan orang mempermasalahkan kontrol,? tegasnya.

Kabar hak ekslusif tersebut mulai santer terdengar karena PTBA ingin masuk ke BUMI. Kabar lainnya juga muncul kalau PTBA akan mundur dari rencana pembelian saham BUMI, karena hak eksklusif gagal didapatkan PTBA.

Setidaknya, dengan hak eksklusif tersebut, PTBA bisa menempatkan wakilnya di jajaran komisaris BUMI. PTBA bisa mengendalikan volume produksi batu bara yang dialokasikan untuk keperluan pembangkit listrik di dalam negeri. Setidaknya, untuk memperoleh hak eksklusif tersebut, PTBA harus menguasai 10 persen saham di BUMI.

Tapi kabar itu dibantah Menteri Negara BUMN Sofyan Djalil, yang menegaskan bahwa PTBA masih akan melanjutkan upayanya bergabung dalam konsorsium Northstar Pacific untuk membeli 35 persen saham BUMI.

"PTBA belum tentu mundur. Karena BUMN itu kan memerlukan sebuah sistem, BUMN itu harmonisasi pertama sesuai dengan Good Governance, kemudian harus clean and clear, kalau nggak jadi masalah. Tapi belum tentu PTBA mundur,? ujarya.

Sementara itu, investor asal Filipina San Miguel dikabarkan memberikan opsi buyback dalam lima tahun ke depan kepada Bakrie jika disetujui untuk membeli 51 persen saham BUMI.

0 komentar:

Caution : Wajib diklik

Followers

Caution : Wajib diklik