Kamis, 20 November 2008

Indeks Masih Terus Tertekan


JAKARTA - Jatuhnya indeks utama Dow Jones, diproyeksikan akan semakin membuat pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) semakin tidak karuan.

Dow Jones mencetak posisi terendah selama lima tahun terakhir, dengan terkoreksi 5,07 persen atau 427,47 poin ke posisi 7.997,28.

Indeks di Wall Street ini tidak hanya akan menyeret saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), namun juga bursa di kawasan Asia.

Dari sisi internal, sama buruknya. Turunnya harga saham Grup Bakrie memperparah kejatuhan indeks.

Sementara untuk saham perbankan yang kerap meradang juga masih akan berjalan di jalur merah. Padahal, pemerintah telah mengeluarkan peraturan Bank Indonesia (BI) yang baru tentang fasilitas pembiayaan darurat bagi bank umum.

Pemerintah juga telah mewajibkan kontraktor migas menyimpang uang diperbankan nasonal. Namun, dorongan dari pemerintah masih belum memberikan sentimen positif.

"Setidaknya kebijakan yang di keluarkan BI hanya membawa sentimen positif ke sektor perbankan dan belum membawa pengaruh ke pasar modal," kata Ikhsan Binarto analis pasar modal dari Optima Securities kepada okezone di Jakarta, Kamis (20/11/2008).

Menurutnya, penurunan indeks diperkirakan masih berlanjut di level 1.140 sampai 1.190 dengan rekomendasi pilihan saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Indofood Sukses Makmur Tbk IINDF), PT International Nickel Indonesia Tbk (INCO), PT Bank Danamon Tbk (BDMN) dan PT Unilever Tbk (UNVR)

Sementara pendapat yang sama juga disampikan Trimegah Securities. Indeks diproyeksikan akan melemah tipis dengan gagal bertahan pada basis support 1.150.

Pasalnya belum adanya berita positif dan masih besarnya tekanan pelemahan bursa utama regional masih membawa sentiment negatif di lantai bursa.

Diperkirakan, pada pembukaan perdagangan saham hari ini, indeks akan bergerak variatif dengan kecenderungan melemah, pada kisaran harga 1.135 sampai 1.190.

0 komentar:

Caution : Wajib diklik

Followers

Caution : Wajib diklik