WASHINGTON - Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) memangkas prediksi pertumbuhan ekonomi dunia. IMF juga akan semakin memperluas tindakan penanganan untuk meredakan krisis keuangan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
IMF mencatat ekonomi global mengalami perlambatan pertumbuhan hingga 3,7% tahun ini dan 2,2% pada 2009. Pada bulan lalu, IMF memperkirakan tahun depan pertumbuhan ekonomi akan berada di bawah 3%. Angka ini sekaligus mempertimbangkan dana tradisional yang dimiliki setiap negara terkait ambang batas resesi dunia.
Kepala ekonom IMF Olivier Blanchard menekankan jika dia tidak melihat angka 3% sebagai hal yang tepat untuk mendefinisikan tentang resesi. Namun, hal ini lebih mempertimbangkan pertumbuhan negatif yang akan terjadi.
Karena itu, IMF menyambut baik langkah-langkah yang lebih agresif dari banyak negara untuk mengatasi krisis keuangan. IMF juga mengingatkan jika kekacauan ekonomi akan menimbulkan risiko serius bagi pertumbuhan ekonomi setiap negara.
Sementara itu, Direktur Pelaksana IMF Dominique Strauss-Kahn bulan lalu mengatakan jika dunia telah memasuki puncak resesi global. Hal ini terjadi setelah penurunan dana pada 2009 yang diperkirakan 3% dari 3,9%. Dalam setengah tahun laporan World Economic Outlook yang dirilis pada Oktober, IMF juga memangkas pertumbuhan 2008 menjadi 3,9% dari 4,1%.
Dalam laporan yang dirilis Kamis 6 November, IMF mengatakan prospek pertumbuhan global semakin memburuk selama satu bulan lalu. Hal ini juga ditandai oleh sektor keuangan yang melambat terus menerus dan turunnya kepercayaan produsen dan konsumen terhadapp pertumbuhan ekonomi.
IMF menambahkan jika aksi global untuk mendukung pasar keuangan yang dilakukan terus menerus akan memberikan stimulus fiskal dan moneter sehingga dapat membantu membatasi penurunan pertumbuhan dunia.
Pada laporan itu, disebutkan pula ekonomi negara maju diperkirakan akan mengalami penyusutan selama tahun 2009, yakni penurunan 0,3%. Hal ini akan menjadi tahun pertama yang penuh dengan pertumbuhan negatif sejak Perang Dunia II.
Ekonomi Amerika Serikat juga telah dipotong menjadi 1,4% tahun ini dan 0,7% pada tahun 2009. Angka ini turun dari perkiraan bulan lalu yakni 1,6% pada 2008 dan 0,1% di 2009.
Sedangkan perekonomian kawasan Eropa diharapkan tumbuh 1,2% tahun ini dan selanjutnya diharapkan bertambah 0,5%. Angka ini juga turun jika dibandingkan dengan perkiraan tahun lalu, yakni 1,3% pada 2008 dan 0,2% di tahun 2009.
Kemudian Jepang juga telah memangkas pertumbuhan hingga 0,5% tahun ini dan 0,2% pada tahun depan. Sedangkan perkiraan yakni pertumbuhan 0,7% pada 2008 dan 0,5% di tahun 2009.
Dalam hal ini, prediksi pertumbuhan ekonomi untuk negara dengan ekonomi yang baru tumbuh dan negara berkembang diperkirakan akan turun lebih tajam. Karena itu, perkiraan pertumbuhan tahun ini jatuh menjadi 6,6% dari 6,9%. Lalu pada 2009 diperkirakan akan jatuh hingga 5,1% dari 6,1%.
"Di antara yang paling banyak terpengaruh adalah eksportir komoditas, mengingat proyeksi harga komoditi telah ditandai dengan kejatuhan tajam, dan negara-negara mengalami masalah pembiayaan eksternal akut dan masalah likuiditas," jelas laporan IMF, yang dikutip dari AFP, Jumat (7/11/2008). Sementara itu, China dan negara-negara lain di Asia Timur pada umumnya diperkirakan lebih baik dalam keuangan dan ekonomi.
Hal ini dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi China tahun ini tidak berubah. Pertumbuhan tercatat 9,7%, sedangkan 2009 telah dipotong menjadi 8,5% dari 9,3%.
IMF juga mengingatkan kemungkinan risiko yang akan muncul yakni potensi deflasi global yang dapat menurunkan harga komoditas. Sebagai contoh, jatuhnya harga minyak selama bulanm ini telah menyebabkan IMF memotong perkiraan pada 2009 yakni USD68 per barel dari USD100 per barel. Harga ini juga disesuaikan dengan daya beli konsumen yang diperkirakan jatuh 1,4% pada negara ekonomi maju dan dan 7,1% pada negara yang sedang tumbuh dan negara berkembang pada tahun depan.
Sabtu, 08 November 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar