WASHINGTON - Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) memprediksikan perkembangan ekonomi akan menyusut 2009. Hal ini terjadi karena tekanan kredit yang memaksa perbankan Eropa memangkas suku bunganya.
Dalam revisi proyeksi ekonomi yang dibuat bulan lalu, IMF mengatakan perekonomian di negara maju kini terlihat menyusut 0,3 persen di 2009, setelah sebelumnya diperkirakan tumbuh 0,5 persen. Angka ini lebih rendah dari perkiraan pertumbuhan ekonomi sebesar 0,8 persen menjadi 2,2 persen.
"Prospek pertumbuhan dunia memburuk selama bulan lalu karena kekacauan di sektor keuangan masih berlanjut, serta� kepercayaan produsen serta konsumen turun," jelas pernyataan IMF, seperti dikutip dari AFP, Jumat (7/11/2008).
Laporan IMF juga menyebutkan, perekonomian negara maju diperkirakan akan mengalami kontraksi selama setahun penuh di 2009. Hal ini dinilai akan menjadi penurunan pertama selama periode setelah Perang Dunia II (PD).
Rencananya, Kepala ekonom IMF, Olivier Blanchard, pihaknya kan melobi negara maju dan negara yang sedang tumbuh (G20) untuk melakukan ekspansi fiskal dunia.
Sementara itu, Direktur Pelaksana IMF Dominique Strauss-Kahn mengatakan pihaknya akan menghadiri pertemuan pimpinan keuangan G20 akhir pekan ini di Sao Paulo. Pertemuan ini akan dilakukan menjelang pertemuan tingkat tinggi yang dikoordinasikan Presiden AS, George W. Bush, pada 15 November di Washington.
Saat ditanya tentang negara yang paling diharapkan melakukan aksi fiskal, ekonom IMF lainnya Joerg Decressin, mengatakan negara itu adalah AS, Eropa terutama Jerman, dan China.
Sementara Strauss-Kahn bulan lalu mengatakan jika dunia telah memasuki puncak resesi global. Hal ini terjadi setelah penurunan dana pada 2009 yang diperkirakan tiga persen dari 3,9 persen. Dalam setengah tahun laporan World Economic Outlook yang dirilis pada Oktober, IMF juga memangkas pertumbuhan 2008 menjadi 3,9 persen dari 4,1 persen.
Dalam laporan Kamis (6/11), IMF mengatakan prospek pertumbuhan global semakin memburuk selama satu bulan lalu. Hal ini juga ditandai oleh sektor keuangan yang melambat terus menerus dan turunnya kepercayaan produsen dan konsumen terhadap pertumbuhan ekonomi.
IMF menambahkan jika aksi global untuk mendukung pasar keuangan� yang dilakukan terus menerus akan� memberikan stimulus fiskal dan moneter sehingga dapat membantu membatasi penurunan pertumbuhan dunia.
Pada laporan itu, disebutkan pula ekonomi negara maju diperkirakan akan mengalami penyusutan selama tahun 2009, yakni penurunan dan kontraksi sebanyak 0,3 persen. Hal ini akan menjadi tahun pertama yang penuh dengan pertumbuhan negatif sejak Perang Dunia II.
Sabtu, 08 November 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar